Subscribe to Comments

Sabtu, 18 April 2009

SOSOK TGK. ABDUL JALIL ACEH TENGAH

Perlu dicatat, bahwa Tengku Abdul Jalil bin Tengku H. Mahmud Bale, lepasan Lembaga Pendidikan Persatuan Islam (PERSIS), yang hidup dalam tahun 1915-1974 adalah seorang pendidik, da'I dan mujadid. Ia telah meletakkan dasar pendidikan Islam moderen dan pembawa perubahan faham beragama di tanah Gayo (Aceh Tengah).
Tengku Abdul Jalil adalah seorang tengku yang berpendirian kera. Penampilannya, secara keseluruhan menarik, bangun tubuhnya rendah berisi, sehingga ada kesan gendut, tetapi gagah dan berwibawa. Berpakaian selalu necis, dominan mengenakan kain sarung yang berpasangan dengan jas warna terang dan peci hitam sebagai lambang tengku selalu melekat di kepala. Berbicara lemah lembut dan berkesan. Akan tetapi, manakala ia naik mimbar, emosinya bangkit, ia adalah singa podium, suaranya menggelegar tanpa mik aksentuasinya jernih tangannya bergerak bagaikan memberi komando. Pendek kata sebagai da'I ia sangat pasih menyampaikan pesan kepada masyarakat pendengarnya.
Pada tahun 1938 Tengku Abdul Jalil mendirikan taman pendidikan islam di takengon. Berdirinya lembaga tersebut selain meletakan dasar pendidikan islam moderen, jugamenyebarkan faham keagamaan yang dalam artian, mengembalikan ajaran islam kepada proporsi yang sebenarnya. Untuk mengukuhkan kedudukan, selain mendirikan gedung sekolah juga mendirikan masjid at-Taqwa sebagai pusat dakwah islamiyah. Lewat sarana ini, dalam tempo yang tidak terlalu lama Tengku Abdul Jalil telah dapat meletakkan basis ajaran di Hakim, Bale dan kemudian di Bale Simpang Tiga Redlong. Selanjutnya menyebar luas ke tempat lainnya seperti kebayakan dan bebesan, sehingga ruang gerak Islam tradisi yang telah dikukuhkan oleh Tengku Ahmad Damanhuri atau Tengku Silang dari Mersah Atu kebayakan sedikit berkurang.
Keberhasilan Tengku Abdul Jalil tidak semata-mata dari ajaran yang dibawanya, tetapi juga karena bantuan materi yang tak ternilai harganya dari keluaraga tengku abdul jalil yang terkenal sebagai pedagang kaya di Takengon. Karenanya, tidaklah mengherankan, pada awal tahun 1930-an hanya abdul jalillah satu-satunya pemuda asal gayo yang dapat meneruskan pendidikannya di jawa. Kemudian keluarga besar tengku abdul jalil, setelah kemerdekaan mensponsori berdirinya perseroan aceh tengah (PAT) yang bergerak dalam biang jasa angkutan dan dagang.
Pada akhir tahun 1930-an selain berdiri lembaga-lembaga pendidikan Islam dari berbagai organisasi juga telah menimbulkan persainga-persaingan, antara apa yang dinamakan kaum tue dan kaum mude. Kaum tuwe yang diwakili oleh tengku Ahmad Damanhuri atau Tengku Silang selain mendirikan lembaga pendidikan di kebayakan, juga telah mengukuhkan faham Islam tradisi (lihat Tengku Damanhur, Tengku Silang). Kehadirn Tengku Abdul Jalil, yang kemudian pengikutnya disebut kaum mude telah sedikit membatasi ruang gerak kaum tue. Kedua kelompok ini secara terbuka telah melontarkan dalil-dalil untuk saling mengkafirkan dan menuduh sebagai ahli bid'ah. Konflik faham keagamaan ini semakin hangat, karena perantau minang (padang) yang membawa panji-panji Muhammadiyah terjun dalam gelanggang perdebatan yang berpihak pada kaum mude
Pada tahun 1939, Reje Zainuddin, Zelfbestur Van Boekit (Kejurun Bukit) menjadi sponsor perdebatan antara kaum tue dan kau mude. Perdebatan in I, kaum tue diwakili oleh tengku ahmad damanhuri atau tengku silang dan tengku khatib toweren, sedang kaum mude diwakili oleh tengku abdul jalil dan tengku muchlis dengan mengambil tempat di kantor kejurun bukit mampak kebayakan. Dewan juri antara lain adalah Ampun Zainuddin (Ketua/Anggota), Ampun mahreje (moderator), sedang anggota adalah Tengku Khalidin Hakim, Abu Mu'min, Muhamad Muchtar dan Haji Mustafa Salim. Agenda utama adalah masalah talkin dan kenduri.
Akan tetepi majlis perdebatan ini berakhir tanpa penyelesaian menang atau kalah, karena masing-masing pihak mendirikan mersah, masjid yang diperuntukkan bagi golongan sendiri. Demikian perkembangan yang telah dibawa oleh tengku abul jalil, ia adalah pelopor pendidikan islam dan membawa ajaran untuk kembalikan kepada ajaran islam yang sebanarnya, ia meningal pada tahun 1974.

Comments :

0 komentar to “SOSOK TGK. ABDUL JALIL ACEH TENGAH”


Posting Komentar